Rabu, 02 Desember 2015

DOA ORANG TUA LEBIH MAQBUL DARIPADA DOA SEORANG WALI BESAR


Dalam kehidupan, orang banyak mencari para wali, baik mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Mereka memohon kepada ALLAH, melalui keberkahan para wali, agar kehidupan mereka menjadi lebih baik, lebih lancar, dan sukses. Bahkan mereka rela datang dari tempat yang jauh dengan perjalanan berhari-hari.
Tapi sayang, ada satu karamah yang banyak dilupakan orang, yakni karamah seorang Ibu. Dialah yang dimuliakan ALLAH tiga kali lipat dibanding kemuliaan Ayah. Dialah karamah di atas segala karamah yang ada di muka bumi. Dialah figur yang digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai sosok manusia yang memiliki doa yang sangat mustajab melebihi dari doa-doa makhluk lainya. Nabi SAW bersabda, "Doa orangtua kepada anaknya seperti doa nabi kepada umatnya."
Dikisahkan, ada seorang sahabat yang ingin ikut berperang dengan Rasulullah. Ia memiliki seorang ibu yang telah tua. Maka dikatakan Nabi SAW kepadanya, “Pulanglah, berbaktilah kepada Ibumu, sesungguhnya surga berada di bawah telapak kakinya.” Hadits ini membuktikan bahwa berbakti kepada orangtua sebanding dengan para pejuang yang berjihad di medan perang.


Dari kebesaran kewalian seorang Ibu, Rasulullah SAW telah berpesan kepada Umar dan Ali RA untuk meminta doa dari seorang wali yang shalih, taat, dan berbakti kepada Ibunya, yakni Uais Al-Qarni. Ia sangat cinta kepada ibunya yang lumpuh. Ia rela berkorban segala-galanya demi mendapatkan keridhaan Ibunya. . Rasulullah berpesan, “Nanti, pada zamanmu, akan lahir seorang manusia yang doanya sangat mustajab. Pergi dan carilah dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Kalau kamu berdua berjumpa dengannya, mintalah doa darinya untuk kamu berdua.”
Umar dan Ali RA bertanya, “Apa yang patut kami minta dari Uais Al-Qarni, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mintalah kepadanya agar ALLAH menghapuskan dosa-dosa kalian.” . Itulah Uais Al-qarni, yang rela memangku ibunya yang lumpuh dengan kedua tangannya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah di saat melakukan ibadah haji, memangkunya di saat mengerjakan thawaf, sai, dan wukuf di Padang Arafah. Dan juga ia rela memangku ibunya dengan kedua tangannya berjalan kaki di saat kembali dari Makkah ke Yaman.
Sayyidina Ali dan Umar RA termasuk sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Mereka diperintahkan untuk meminta doa kepada Uais Al-Qarni, yang taat dan patuh kepada Ibunya. Sahabat Nabi SAW adalah manusia-manusia mulia dan dimuliakan Allah. Sahabat Nabi SAW adalah mereka yang hidup di zaman Nabi SAW, mengenal dan melihat langsung beliau, membantu perjuangan beliau dan meninggal dalam keadaan beriman. Jumlah sahabat Nabi SAW sangat banyak dan tak terhitung.
Dalam kitab Rijal Haula Ar-Rasul, oleh Khalid Muhammad Khalid disebutkan bahwa para sahabat Nabi SAW yang paling utama jumlahnya lebih dari 60, yakni mereka yang sangat dekat dengan Nabi SAW. Mereka disebut pengikut atau murid yang dekat dengan Nabi SAW. Mereka mempunyai status atau kedudukan yang penting dalam dunia Islam, karena mereka adalah pengikut Nabi yang banyak memberi andil dalam dakwah Nabi SAW.
Derajat sahabat Nabi SAW menurut para ulama terbagi dalam beberapa tingkatan. Pertama, para sahabat yang masuk Islam di Makkah sebelum melakukan hijrah, seperti Khulafaur Rasyidin, yaitu empat khalifah: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali RA. Kedua, sahabat yang dijamin masuk surga. Ketiga, para sahabat yang ikut serta pada Perang Badar. Keempat, para sahabat yang ikut serta pada Perang Uhud. Kelima, para sahabat yang ikut serta pada Bai’at Ridhwan. Dan keenam, sahabat-sahabat lainnya yang jumlah mereka tidak sedikit. . Kepastian sepuluh sahabat nabi SAW masuk surga banyak sekali disebut dalam hadits shahih. Semua hadits itu wajib diimani. Di antaranya hadits dari Abdurrahman bin ‘Auf RA, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’d bin Abi Waqqash di surga, Said bin Zaid bin ‘Amru bin Nufail di surga, dan Abu ‘Ubaidah ibnul Jarrah di surga.” (HR At-Tirmizy dan Al-Baghawi dalam Al-Mashabih fil Hisan). 
Sayyidil Habib Al Imam Salim Bin Abdullah Bin Umar Asy-Syatiri, Setiap orang yang datang menghadap Habib Salim atau Habaib habaib besar yang alim di tarim untuk minta di doakan, selalu mendapat pertanyaan yang sama: Apakah kamu masih memiliki permata di rumahmu?' (Ibu). Kalau dijawab ya, Maka mereka dengan halus akan mengatakan,Tahukah kamu, bahwa doa ibu untukmu, lebih mulia dan makbul daripada doa seorang Wali besar sekalipun!!


Ketika habib Umar Bin Hafidz dan abangnya Habib Ali Masyhur masih bayi dan sering menangis, ibunda mereka Hubabah Zahra, akan memeluk dan membelai anak anaknya sambil mengusap kepala mereka, kepada habib Ali masyhur beliau sering berbisik, mufti, mufti, dan sekarang Habib Ali masyhur telah menjadi mufti Tarim, Kepada habib umar, sang ibu selalu berdoa 'da'i, da'i, dan hari ini Habib Umar telah menjelma menjadi Da'i paling besar di dunia islam zaman ini..


SubhanAllah...DAHSYATNYA doa seorang ibu.
Buat calon ibu dan sudah menjadi ibu dari anak anaknya, berkatalah yang baik kepada anak anaknya karena perkataanmu kepada anak adalah doa, bagi yang punya Ibu, jangan dinomerduakan Ibu kita dari siapapun, sayangi mereka cintai mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar