Senin, 30 November 2015

SUNNATULLAH (KEMATIAN SESEORANG SESUAI KEBIASAANNYA)

. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَن وَالَاهُ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ "Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan keadaan dia meninggal" (HR Muslim no 2878) Berkata Al-Munaawi, أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ "yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa dia jalani dan dia akan dibangkitkan di atas hal itu" (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami' As-Shogiir 2/859) Penjelasan : Wahai sahabat-sahabatku yang dikasihi sekalian!, semoga Allah merahmatiku dan juga kalian, semoga kita sentiasa dalam bimbingan taufik dan hidayah Allah, semoga kita semua beroleh kesudahan yang baik sebagaimana dalam kehidupan kita ini, kita sentiasa mengharapkan yang terbaik. . Imam al-Ghazali ada menyatakan : “ teman yang paling akrab dan tidak pernah meninggalkan kita ialah kematian” . Kematian datang secara tiba-tiba. Kita selalu melupainya, tetapi mati tidak pernah melupai kita. Ia tidak peduli dengan hal keadaan kita. Apakah kita dalam taat atau maksiat…, apakah dalam keadaan sakit atau sehat… apabila telah sampai ketentuan Allah kematian tidak akan ditangguh-tangguh lagi… semuanya berlaku secara tiba-tiba… Sudah pasti setiap orang dari kita berharap dianugrahkan husnul khotimah.. ajal menjemput tatkala sedang beribadah kepada Allah, ketika bertaubat kepada Allah.. sedang solat dan doa ..sedang ingat kepada Allah.. namun hakikatnya berapa ramai orang yang mengharapkan husnul khotimah beroleh kesudahan yang sebaliknya…. Suul khootimah… maut menjemputnya tatkala dia sedang bermaksiat kepada Allah … Su’ul Khatimah Secara bahasa, Su’ul Khatimah artinya adalah : “Akhir yang tidak baik”. . Faktor yang menyebabkan “ketidak-baikkan” pada saat kematian bisa beragam, yang paling buruk ialah kematian yang tidak disertai dengan membawa iman kepada Allah SWT, disebut juga mati Kufur (Na’udzu billah). . al-Imam Ghozali menjelaskan, ada dua model Su’ul Khatimah, sbb: 1. Pada saat Sakaratul Maut, hatinya dalam keadaan tak beriman, sehingga ruhnya dicabut dalam keadaan tak membawa iman, keadaan ini menyebabkan ia terhalang dari Allah SWT untuk selama-lamanya, dan menjadikannya kekal di Neraka (Na’udzu billah). 2. Pada saat ajal menjemput, hati dan perasaan terisi dengan urusan-urusan duniawi, yang terbayang hanya dunia dan urusan materi (tidak teringat Allah SWT), sehingga pada saat ruhnya dicabut, hatinya hanya tertuju kepada urusan duniawi. Dan selama hatinya berpaling dari Allah SWT berarti ada penghalang antaranya dgn Tuhannya, dan selama ada penghalang maka siksa Allah Azza wa Jalla akan diturunkan, karena siksa Allah SWT hanya diturunkan kepada mereka yang terhalang dari-Nya. . Selanjutnya al-Imam Ghozali berkata: “Jika demikian keadaannya, sungguh sangat mengkhawatirkan, karena seseorang akan mati sesuai dgn kebiasaannya sehari-hari, dan setelah mati sudah tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaikinya.” . Dengan begitu nasibnya akan sangat rugi besar. Jika demikian, tergantung dari kadar imannya, apabila masih tersisa iman di hatinya, meskipun sedikit maka ia akan dikeluarkan dari Neraka. Semakin sedikit iman yang dibawa, semakin lama pula menjadi penghuni Neraka (Na’udzu billah). . Menurut penjelasan para Ulama’ pada saat-saat menjelang kematian adalah ujian yang terberat dalam memepertahankan keimanan, syetan-syetan pada saat itu dengan amat gigihnya berusaha dengan semua cara membujuk dan merayu agar mati dengan tanpa membawa iman, sehingga diharapkan akan menjadi penghuni Neraka bersamanya. . Oleh karenanya disunnahkan menuntun orang yang sedang Sakaratul Maut untuk membaca kalimat “LA ILAHA ILLALLAH”. Dalam Hadits dinyatakan, “Tuntunlah orang yang akan meninggal dengan kalimat LA ILAHA ILLALLAH”. (H.R. Muslim) Dalam Hadits lain, “Barang siapa yang akhir ucapannya kalimat LA ILAHA ILLALLAH maka akan masuk surga”. (H.R. Ahmad) . Kemudian para Ulama’ menjelaskan, “Ada beberapa perbuatan yang berpeluang menyebabkan Su’ul Khatimah, seperti membenci atau memusuhi para Wali Allah meskipun yang sudah wafat, riba, merampas hak anak yatim, meremehkan kewajiban Sholat, durhaka pada orang tua, minum khamr, menyakiti sesama Muslim, tidak menjawab seruan Adzan dan lain-lain. Lihat: Ihya’ Ulum al-Din juz IV hal. 126 – 127 Tuhfatu al-Habib juz II hal. 48 . Peringatan penting.. Mana mungkin seseorang itu beroleh husnul khotimah sedangkan hari-harinya dia penuhi dengan melakukan maksiat kepada Allah… hari-harinya dia penuhi tanpa menjaga pendengarannya… pandangannya.. hati yang hasad .. pemikiran yang lucah.. perilaku yang khianat… lisannya jauh dari berzikir dan mengingat Allah… Ingatlah wahai saudara-saudaraku sekalian , semoga Allah merahmatiku dan kalian semua… sesungguhnya seseorang akan dicabut nyawanya berdasarkan kehidupan yang biasa dia lalui setiap hari… Kita pernah dengar cerita penjinak ular meninggal akibat di patuk ular..bahkan suatu ketika dulu pernah seorang penyanyi meninggal ketika buat persembahan ... dan sebagai nya lagi. Telitilah kisah-kisah yang disebutkan oleh para ulama agar kita juga membiasakan diri kita beramal sholeh sehingga tatkala maut menjemput kita pun dalam keadaan beramal sholeh : Kisah Abu Bakr bin 'Ayyaasy (193 H) seorang ulama al-Qurrak : لما حضرت أبا بكر بن عَيَّاش الوفاةُ بَكَتْ أُخْتُهُ فقال : لاَ تَبْكِ اُنْظُرِي إِلىَ تِلْكَ الزَّاوِيَةِ الَّتِي فِي الْبَيْتِ قَدْ خَتَمَ أَخُوْكَ فِي هَذِهِ الزَّاوِيَةِ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ أَلَف خَتْمَة Tatkala kematian mendatangi Abu Bakr bin 'Ayaasy maka saudara perempuannya pun menangis. Maka Abu Bakr pun berkata kepadanya, "Janganlah menangis, lihatlah di anjung rumah ini, sesungguhnya saudara lelakimu ini telah mengkhatamkan Al-Quran di situ sebanyak 18 ribu kali" (Lihat Hilyatul Auliyaa' karya Abu Nu'aim 8/304 dan Taariikh Baghdaad 14/383) Demikianlah sahabat-sahabat sekalian Abu Bakr bin 'Ayyaasy telah mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 18 ribu kali…..semuanya demi menghadapi waktu yang sangat kritis ini… waktu untuk meninggalkan dunia ke alam akhirat yang abadi…. Kisah Khalifah Al-Ma'muun, Ketika sakaratul maut mendatanginya diapun memanggil para tabib di sekelilingnya berharap agar boleh menyembuhkan penyakitanya. Tatkala dia merasa berat sakitnya itu, maka dia berkata, "Keluarkanlah aku agar aku melihat angkatan perangku dan aku melihat anak buahku serta aku menyaksikan kekuasaanku", ketika itu hari malam . Maka Khalifah Al-Makmuun pun dibawa keluar melihat kemah-kemah serta angkatan perangnya yang sangat ramai bertebaran di hadapannya, dan dinyalakan api. (Tatkala melihat semua itu ) dia pun berkata, يَا مَنْ لاَ يَزُوْلُ مُلْكُهُ اِرْحَمْ مَنْ قَدْ زَالَ مُلْكُهُ “Wahai Dzat yang tidak akan pernah musnah kerajaannya… Sayangilah orang yang telah hilang kerajaannya…". Lalu diapun pengsan. Kemudian datanglah seseorang disampingnya hendak mentalqinkan kalimat syahadah, lalu Khalifah Al-Makmuun membuka kedua matanya tatkala itu dalam keadaan wajahnya yang merah dan berat, Dia berusaha untuk berbicara akan tetapi tidak mampu. Lalu dia pun memandang ke arah langit dan kedua matanya dipenuhi dengan tangisan maka lisannya pun mengungkapkan kata , يَا مَنْ لاَ يَمُوْتُ اِرْحَمْ مَنْ يَمُوْتُ "Wahai Dzat Yang tidak akan mati rahmatilah hambaMu yang mati", lalu diapun meninggal dunia. (Lihat Muruuj Adz-Dzahab wa Ma'aadin Al-Jauhar karya Al-Mas'uudi 2/56 dan Taariik Al-Islaam karya Adz-Dzahabi 15/239) . Begitu juga seorang qari yg terkenal di mesir fazilatus Syekh Mustofa Ismail meninggal dunia ketika sedang membaca al-Quran. Allah Yang Maha Mulia telah menentukan sunnatullah kepada kita, bahwasanya: “Orang yang hidup di atas sesuatu kebiasaan akan mati di atas kebiasaan tersebut, dan kelak dia akan dibangkitkan juga dengan cara hidupnya itu” Kesimpulan : Siapkanlah dirimu menyambut tetamu yang akan mendatangimu secara tiba-tiba…datangnya tidak diduga, tibanya sudah semestinya.. jangan sampai tetamu tersebut menemuimu dalam dalam keadaan engkau sedang melakukan maksiat kepada Allah. Ya Allah , hidupkanlah kami dengan iman dan matikanlah kami dengan iman, suburkanlah ruh ibadah kami sehingga kami kembali kepada-Mu dalam ketaatan dan ibadah… Aamiin وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar